Berkendara sambil berbicara melalui telepon ala film aksi Hollywood yang penuh adegan kebut-kebutan, seperti dikatakan Dr David Strayer, psikolog dari University of Utah, bahkan lebih berbahaya dibanding pengemudi mabuk.
Studi pada 2005 yang hasilnya sudah dipublikasikan jurnal Human Factors, tim Dr Strayer mengamati 41 pengendara dalam empat sesi. Berlangsung melalui simulator yang didesain sedemikian rupa sehingga mendekati kondisi jalanan sebenarnya, sepanjang 24 mil.
Selama tiga hari, pengendara membawa mobil dalam berbagai kondisi, setengah mabuk, setelah menyisip orange jus campur vodka. Kemudian sambil berbicara melalui telepon, baik menggunakan hands-free ataupun tidak.
Hasilnya menujukkan, dibanding pengendara dengan kadar alkohol dalam darah melebihi batas normal, pengemudi yang berbicara melalui telepon seluler, 18% cenderung menabrak kendaraan di depannya dan senggolan dengan mobil di samping belakang. Kalaupun tidak kecelakaan, laju kendaraan lebih lambat sehingga mengganggu alur lalu lintas yang menyebabkan jalanan macet.
Dari pengamatan laboratorium terlihat, dua perintah kepada otak secara bersamaan yakni dari waspada saat mengemudi dan konsentrasi dengan pembicaraan telepon, melebihi kapasitas muatan otak.
Walaupun pengemudi cukup paham dengan bahaya bertelepon, namun tidak cukup untuk menghentikan kebiasaan itu. Karena, berbicara di telepon dianggap tidak ada apa-apanya. Sementara itu dalam otak terjadi kompetisi lain yaitu kemampuan mendengar. Otak bekerja keras untuk memahami bahasa pembicaraan.
Jadi larangan berbicara melalui telepon seluler sambil mengemudi, sudah waktunya diperluas lagi, dengan tidak ada pengecualian meskipun menggunakan hands-free.
sumber : Bahaya, Telephon, Hands-free
Sabtu, 29 Mei 2010
TELEPHON LEBIH BAHAYA DARI MABUK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar